Anak-anak, Ayo Jepret!

Posting singkat berikut ini khusus saya dedikasikan untuk Kak Wira Nurmansyah, photographer cum traveler (yang katanya) kece asal Bandung. Selamat membaca, Kak!

Sejak berangkat tugas ke Pulau Bawean, saya sudah memikirkan beberapa hal yang kiranya dapat saya lakukan di tempat penugasan nanti. Salah satunya adalah rencana saya membuat ekskul fotografi untuk anak-anak SD di Serambah. Yang saya inginkan tidak muluk. Saya tidak menginginkan anak-anak saya paham mengenai diafragma, shutter speed atau penggunaan filter lensa. Saya hanya ingin mereka sendirilah yang menangkap momen-momen yang mungkin tak akan mampu saya dapatkan.

Saat itu saya mendengar dari pengajar muda pendahulu bahwa anak-anak di dusun saya memiliki karakter yang cukup unik. Mereka sangat pemalu dan tidak terbiasa mengekspresikan diri secara verbal. Karena itulah saya berencana menggunakan dua media untuk membantu mereka berekspresi: tulisan dan foto. Mungkin tidak seperti anak-anak di tempat penugasan lain, saya sangat kesulitan untuk memotret mereka dengan pose natural dan tidak malu-malu.



Media ekspresi dalam bentuk tulisan sudah saya wujudkan sejak awal masuk sekolah. Anak-anak saya minta secara rutin untuk menulis di buku jurnal khusus tentang apa yang mereka rasakan. Satu dua hari pertama, mereka hanya menulis 3-4 baris saja. Lama kelamaan mereka membuat gambar, pantun, bahkan curhat di buku tersebut. Peraturannya, hanya anak tersebut dan saya saja yang boleh membaca buku jurnal sehingga kerahasiaannya dijamin. Di bawah setiap tulisan mereka saya bubuhkan komentar dan kalimat-kalimat penyemangat. Lama kelamaan kami jadi seperti saling membalas surat di buku tersebut. Lucu!

Saya merasa membutuhkan bantuan dalam mewujudkan ekskul fotografi tersebut. Saya hanya memiliki satu kamera dan itupun selalu digunakan untuk dokumentasi segala kegiatan saya sebagai pengajar muda. Resiko rusak akan sangat besar apabila dipinjamkan secara bebas kepada anak-anak yang selalu ingin tahu tersebut. Akhirnya pada suatu hari melalui twitter, saya mengajak para follower yang ingin membantu dengan memberikan atau meminjamkan kamera bekas mereka yang tidak lagi terpakai. Satu dua feedback masuk, salah satunya dari Wira Nurmansyah. Koordinasi lanjutan berjalan cepat, dan tak sampai satu bulan kemudian kamera hibah dari Wira sudah sampai di tangan saya.

Saya melakukan ekskul fotografi perdana ketika kami mengadalan penjelajahan ke Gunung Rabet di belakang sekolah. Tiga kamera tersebut dipegang langsung oleh anak-anak didik saya. Dan surprise! Saya menemukan banyaknya 'foto narsis' di dalam memori kamera, yang tidak akan mungkin saya dapatkan jika saya sendiri yang memegang kamera. Ternyata anak-anak pemalu ini bisa pose juga!

Sayangnya, saya tidak memiliki card reader untuk kamera Olympus sehingga hanya hasil dari dua kamera saja yang dapat saya sertakan di sini. Untuk Wira Nurmansyah, terima kasih banyak! Kamera ini akan kami gunakan dengan sebaik-baiknya.








Berikut ini hasil foto anak-anak didik saya Wir, tidak buruk untuk percobaan pertama kan? :)











Teruntuk Kak Alfons dari Balikpapan, kamera yang anda hibahkan sudah sampai di tangan saya. Kini kameranya digunakan oleh Pengajar Muda Rizki Mustika dari Pulau Gili. Pasti akan ada banyak foto-foto manis anak-anak Gili yang begitu dekat dengan pantai dan laut. Apabila sudah ada update tentang penggunaan kamera tersebut pasti akan saya kabari. Sekali lagi, terima kasih!