My Best Partner!


Kalau harus menyebut nama satu orang yang sabar dengan kelabilan saya, maka perbolehkanlah saya sebut nama Wana Darma. Lelaki berkumis super dan bermuka Arab mesum ini adalah salah satu partner terbaik saya semasa kuliah.

Saya masih ingat, pertama kali bertemu Wana adalah saat dia menjadi kakak pendamping saya di jaman makrab jurusan akuntansi. Anaknya random, serandom mukanya. Lalu beberapa minggu kemudian ketika saya sudah bergabung dengan persma Equilibrium, di suatu sore di selasar FEB UGM. Saya sedang memotret gedung kampus lalu dia mendatangi dan langsung bilang mau lihat kamera saya. Dia tanya-tanya soal kamera tapi pertanyaannya mbingungi. Terus dia ngeloyor gitu aja.
Eh, beberapa bulan kemudian kami ketemu di kepanitiaan GMAD dan akhirnya dia juga jadi tim proart Equilibrium.

Kami pernah terlibat beberapa project dan Wana adalah salah satu pejalan yang juga aktif di CLR. Project yang paling saya ingat adalah ketika kami ingin membuat majalah digital bernama Swatzh! bersama Iqbal. Ian, Dzulfan, Mega, dan Navan. (tapi baru sampe sesi foto trus gajadi bikin gara-gara pada sibuk!) Kedua, ketika Wana menawari saya untuk ikut bikin majalah traveling tapi waktu itu saya memilih untuk nggak ikutan.

Wana adalah anak yang cepat belajar hal baru. Beberapa tahun lalu ketika jamannya saya lagi hobi-hobinya fotografi, dia juga mulai suka. Waktu itu dia belajar pakai analog dan akhirnya ganti Nikon D50 yang menemani dia sampe sekarang. Wana juga jago desain dan pintar bikin flash. Kalo boleh dibilang, Wana adalah motivasi saya buat belajar desain.

Dia begitu paham mengenai kelabilan saya masalah perasaan. Tiap saya ada 'cerita' yang berkaitan dengan hati, mungkin dia yang pertama tahu. Kupingnya sudah biasa kemasukan curhatan sampah saya, kicauan galau saya karena habis patah hati, atau ocehan-ocehan meracau karena sedang kasmaran. Dia jarang memberikan saran, terlebihnya membiarkan saya ngobrol ngalor ngidul tentang kegalauan apapun itu. Somehow, curhat sama cowok itu lebih menenangkan karena mereka bisa bantu kita pakai logika. Komentar sinis dan kontra sudah biasa saya dengar dari dia. Kadang-kadang sakit hati, tapi setelah dipikir lagi baru saya sadar yang dia maksud itu ada benarnya. Hahaha.

Kalau saya bilang "Wana, aku galau." dia biasanya sudah tahu saya butuh curhat. Kalau dia lagi ga sibuk sama ehemnya dia pasti meluncur mendatangi saya, atau kami pergi untuk mengobrol di suatu tempat. Sayangnya akhir-akhir ini jarang ketemu karena Wana sedang sakit sehingga dia lebih banyak di kontrakan. Semalam saja ketika saya ingin curhat sama dia, kami berkali-kali mencoba nelpon via skype tapi selalu ada masalah, ga jodoh juga. Kalau diinget, kocak!

Kasihannya Wana, dia sering banget dikira cowok saya. Padahal kalo dibilang rasa suka diantara kami sudah nggak ada. Hahaha. Saya adalah korban kejahatan dia yang bilang saya ini cowok T.T Tapi yaudahlah ya, berarti ini persahabatan dua cowok. Hahahaha.

Posting ini sekaligus untuk mendoakan Wana Darma semoga dia fokus menyelesaikan skripsi dan segera meraih cinta yang selama ini dia kejar! Wahahaha. Please Wan, jangan lagi jadikan saya kedok buat mengejar wanita lain ya! *ketawa koprol*

Dan semoga kita dapat pekerjaan sesuai passion yang kita inginkan : traveling. You can do it! :)