bertualang!

"Optimisme, semangat, kekuatan tekad dan sedikit mimpi adalah modal dasar para petualang."
                                                                                                                                                @wana23

Coba kita ingat-ingat lagi bagaimana kita bisa mengunjungi suatu tempat di suatu waktu. Mungkin saja datang ke tempat tersebut adalah sebuah ketidaksengajaan yang menyenangkan, atau memang sudah sejak lama nama tempat tersebut menguasai dan meracuni pikiran kita. 
Bertualang tidak hanya sekedar melakukan kegiatan-kegiatan menantang di tempat yang baru. Buat saya, keluar dari zona nyaman adalah bertualang. Zona nyaman yang dimaksud bisa saja kasur kita yang empuk, rumah kita yang nyaman, atau kehidupan kampus yang menyenangkan (tapi bohong). Kemudian kita keluar, mencari sesuatu yang baru. Terkadang mencari ketidaknyamanan. Berkeliling pasar tradisional yang becek dan bau memperhatikan tingkah laku pedagang. Tertidur di kursi bus ekonomi dengan kaki tertekuk dan berdempetan dengan ibu-ibu gemuk yang bawel. Tidur di kasur tipis berdebu di penginapan sederhana di pinggir pelabuhan. Makan di warung langganan para supir truk demi harga yang murah dan porsi yang banyak. Kita mencari ketidaknyamanan yang memperkaya.
Mimpi. Sesederhana apapun, semua perjalanan kita awali dari mimpi. Sekedar ingin melihat matahari terbit dan terbenam, ingin menelusuri pematang sawah, ingin menjelajahi lorong-lorong kota, pokoknya ingin keluar. Imajinasi langsung liar terbayang ketika saya melihat foto suatu destinasi yang cantik dan sepertinya penuh dengan cerita. Darah berdesir kemudian saat saya mencari informasi lebih banyak, dan mulailah saya memupuk mimpi. Impian tersebut kita bumbui dengan optimisme bahwa kita pasti akan kesana. Bahwa kita pasti bisa mencapai tempat itu, mengambil foto yang lebih bagus dan mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna. Optimisme membawa kita pada semangat untuk mewujudkan petualangan impian tersebut. Yang masih mahasiswa mulai menyisihkan uang bulanan demi menutupi akomodasi perjalanan walaupun masih pas-pasan. Yang sudah bekerja mulai mencoret-coret kalender mencari waktu cuti yang paling tepat. Kegiatan menyusun itenerary menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan. Membuat daftar alternatif transportasi dan membayangkan cerita apa yang bisa didapatkan dari masing-masing alternatif tersebut. Dilanjutkan mencari penginapan, ada yang mencari kenyamanan ada yang asal dapat murah. Semuanya punya pilihan.
Kadang hambatan datang menurunkan semangat. Tugas yang datang berjibun, pekerjaan kantor yang tidak selesai-selesai, kondisi tubuh yang tidak fit, bahkan izin orangtua yang ternyata tidak bisa tembus cuma contoh segelintir hambatan. Tapi hambatan punya peran ganda : sebagai pertanda bahwa langkah kita memang sebaiknya tidak dilanjutkan atau untuk membuat perjuangan kita nantinya lebih bermakna. Ah, tapi para petualang selalu punya cara untuk mewujudkan mimpinya bukan?
Kemudian saat kita berhasil mewujudkannya, ada kepuasan batin dan kenikmatan yang menyelimuti. Rasa lelah sepanjang perjalanan pulang tidak terasa, apalagi jika kita mendapatkan banyak hal mengejutkan yang menarik. Kulit yang menghitam menjadi bukti otentik selain foto-foto dan cerita yang bisa dibagi ke teman-teman.
Para petualang mempunyai caranya sendiri untuk bahagia. Tidak semua orang memahami apa enaknya menghabiskan uang tabungan di suatu tempat asing yang bahkan namanya saja jarang terdengar. Cara terbaik untuk memahami jalan pikiran para petualang adalah menjadi bagian dari mereka.
Sudahkah anda mencoba bertualang?