Bumi Halmahera (5) : Oleh-Oleh Tak Terlupakan dari Jailolo


Hahaha! Ini adalah salah satu oleh-oleh tak terlupakan dari Jailolo, selain bergiga-giga foto dan kenangan yang cukup tersimpan di otak saja.

Kartu Berobat RSUD Jailolo - sekitar tiga minggu sebelum pelepasan mahasiswa KKN, kormasit saya, Indro Wicaksono, sakit! Sakitnya persis kayak gejala malaria, sakit kepala berat, badan panas banget, badan menggigil semalaman, dan sendi-sendi yang sakit. Padahal besoknya adalah keberangkatan kami ke Morotai. Akhirnya kami putuskan untuk membawa Indro ke Tobelo (untuk menyeberang ke Morotai kami harus naik kapal dari Pelabuhan Tobelo). Tobelo adalah ibukota Halmahera Utara, paling enggak disana ada rumah sakit. Soalnya kalo mau ke Jailolo pun sama jauhnya, dan kalo mau cari rumah sakit yang lebih bagus kami harus nyeberang ke Ternate.
Disini kami merasakan susahnya jadi orang yang hidup di wilayah kepulauan, terpencil pula. Ke rumah sakit harus menempuh perjalanan berjam-jam dan biayanya gak murah. Pelayanan juga seadanya, tidak segesit di kota, pun hasilnya tidak seakurat rumah sakit besar.

Pemeriksaan dilakukan, dan benar. Indro positif malaria! Kami sempat panik tapi ternyata kondisi Indro masih cukup stabil sehingga dia tidak perlu dirawat di rumah sakit. Cerita berlanjut... dan entah kenapa dia akhirnya ikut kami ke Morotai! Hahahaha dipikir-pikir kami ini teman yang jahat. Bahkan Indro mau (atau lebih tepatnya terpaksa) buat ikut kami naik kapal kecil, di tengah ombak tinggi di perairan Morotai, buat mengunjungi Pulau Dodola dan Pulau Zumzum yang legendaris itu!
Kata-kata dari Indro yang sampe sekarang masih saya ingat 'Iso-isone nggowo wong lagek loro malaria nang Morotai, numpak kapal neh...' (bisa-bisanya kalian bawa orang sakit malaria ke Morotai, naik kapal lagi..)


Sepulangnya kami dari Morotai, Indro kami rawat dan kami jaga. Tiba-tiba semua orang jadi galak sama Indro. Rumah jadi sering ramai karena warga desa menjenguk Indro. Akhirnya Indro sembuh (ga sembuh-sembuh banget sih, masih suka ngedrop) Pokoknya Indro gaboleh sampe kambuh lagi malarianya.

Beberapa hari kemudian, ketika saya sedang tidur, tiba-tiba badan saya menggigil berat! Bahkan teman saya Fahmi ngeliat tangan saya menggigil gitu aja. Bangun-bangun saya nangis karena kedinginan T.T Siti dan Indro langsung ngejudge saya sakit malaria, asem. Kebetulan besoknya kami akan berlibur ke Jailolo, akhirnya kami putuskan untuk sekalian ke rumah sakit.. nah itulah awal dari saya mendapatkan kartu berobat tersebut :))

Pas berangkat saya sehat-sehat aja. Eh tau-tau pas sampe pelabuhan Jailolo mau nyebrang ke Pulau Babua, saya menggigil hebat! Tangan saya dingin dan keringat bercucuran. Langsung deh saya diantar Indro balik lagi ke oto, minta dianterin si supir ke RSUD Jailolo. Ambil darah, nungguin, dan hasilnya NEGATIF. Anjrit saya sakit apa nih, bingung juga sih ya. Tapi alhamdulillah saya ga malaria.
Kami menginap di Jailolo. Besok paginya saat saya bangun, suddenly, kepala saya sakit bukan main! Sampe saya ga bisa buka mata, tiba-tiba tenggorokan dan hidung saya panas, sampe saya nangis. Dan beberapa saat kemudian saya pingsan --' Padahal kami harusnya sudah pergi buat jalan-jalan di pantai di Jailolo. Akhirnya saya, Suryo, Fahmi, Indro, dan Siti memutuskan buat nggak ikut jalan-jalan dan mereka mengantarkan saya ke RSUD Jailolo (lagi). Kali ini ga cuma ambil di jari doang tapi lewat lengan (pertama kali diambil darahnya lewat lengan! Tapi ternyata ga sakit2 banget. Sakitan kepalanya T.T)
Dan hasilnya, masih NEGATIF. Saya dinyatakan sehat walafiat.

Saya penasaran dong ya ini sakit apa. Ketika sudah dirumah pun saya masih suka menggigil tapi saya ga meriksain ke dokter. Dan sampai sekarang saya nggak tau saya sakit apa....
Kalo kata kak Ika, tetangga rumah saya di Akelamokao, 'ah paling ketempelan suwanggi (setan) Ternate. Kan suwanggi Ternate bisa nyebrang laut gak kayak setan Jawa!'
Astagfirullah!


muka sakit masih bisa ketawa, say thanks to Bapak Supir Oto ajeb-ajeb!